FisipUPNVJ – Penamaan Metaverse begitu tak asing ditelinga para penggemar teknologi terutama yang menggunakan platform virtual reality. Dunia Pendidikan pun tidak ingin ketinggalan memanfaatkan metaverse sebagai medium belajar yang berbeda serta memberikan pengalaman dan variasi yang berbeda untuk para mahasiswa. Sebagai upaya mewujudkan hal tersebut, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Pembangunan “Veteran” Jakarta (UPNVJ) menjalin Kerja Sama dengan Shinta Virtual Reality (Shinta VR) dalam mewujudkan Education Metaverse pada kolaborasi dunia Pendidikan dan dunia industri. Kerja Sama ini dilakukan untuk mewadahi mahasiswa bisa menerapkan pembelajaran diluar perguruan tinggi dan memanfaatkan pengalaman berbeda dalam membuat dan memanfaatkan teknologi virtual reality.
Menurut Dekan FISIP, S. Bekti Istiyanto mengatakan bahwa tidak cukup bila mahasiswa mempelajari dan menciptakan konten pembelajaran melalui teknologi baru hanya sebatas di kampus saja yang terbatas oleh perkuliahan 14 kali pertemuan “Oleh karena itu mahasiswa perlu untuk pembelajaran diluar perguruan tinggi seperti halnya di Shinta VR ini melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan mempelajari teknologi sebanyak konversi 20 sks,” ujar Bekti dalam sambutan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara FISIP UPNVJ dengan Shinta VR di kantor Millealab Jl. Kemang Barat No.11, Bangka, Kec. Mampang Prpt., Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12730.
Teknologi Informasi memiliki variasi dan perkembangan yang begitu pesat, terutama sejak kehadiran teknologi virtual yang menghadirkan dua “dunia” berbeda melalui dunia maya dan realitas nyata, informasi dan edukasi digital menjadi beragam serta bisa diterapkan dalam multiplatform dengan penggunaan model perangkat lunak maupun perangkat keras yang variatif dan mudah digunakan.
Sebagai upaya untuk membantu institusi Pendidikan dalam menerapkan edukasi berbasis metaverse, Millealab, sebagai salah satu software digital produk Shinta VR hadir untuk memenuhi kebutuhan industri dalam menciptakan pembelajaran maupun sistem kerja berbasis teknologi virtual. Menurut Andes Rizky, Founder sekaligus CEO dari Shinta VR mengatakan bahwa berbagai industri manufaktur mengembangkan teknologi VR untuk berbagai kebutuhan sektor industri maupun jasa.
“Hampir semua sektor industri mulai beranjak menggunakan teknologi VR. Teknologi menjadi perangkat yang sangat mendukung dalam berbagai kerja industri dan juga kami membidik sekolah-sekolah termasuk perguruan tinggi untuk memanfaatkan VR sebagai medium pembelajaran siswa dan guru. Oleh karena itu melalui produk Millealab ini bekerja sama dengan komunitas dan juga berbagai perguruan tinggi untuk pengembangan pembelajaran di kampus berbasis VR,” ujar Andes.
Andes menjelaskan bahwa tuntutan terhadap teknologi VR saat ini memang berupaya untuk bisa menjangkau semua kalangan dengan berbagai kelas mulai dari low end sampai high end. Kebanyak teknologi VR diperuntukkan bagi pengguna teknologi yang sudah di level Middle ampai High End, namun di institusi Pendidikan sendiri tidak bisa mencapai spesifikasi terlalu tinggi sehingga perlu ada platform VR yang lebih ringan, untuk penggunaan perangkat seperti smartphone di segala lini mengingat pengguna smartphone berspesifikasi rendah ini lebih banyak.
“Memanfaatkan smartphone untuk bekerja dan belajar terbukti mampu meningkatkan efisiensi. Melalui 3D Display apalagi sampai pada 360 derajat, ruang kerja bisa dikembangkan secara virtual, sehingga proses belajar dan pembelajaran bisa digelar dengan model yang berbeda seperti berada dalam ruang yang berbeda bahkan peserta juga bisa belajar di tempat yang berbeda dengan menggunakan perangkat seperti cardboard,” Andes menambahkan.