FISIP UPNVJ – Pada hari Selasa, tanggal 4 Desember 2018, Program Studi Hubungan Internasional telah mengadakan Kuliah Tamu dengan mengundang pembicara Prof. A.A. Banyu Perwita, PhD di Gd. Muhammad Yamin di Ruangan 101. Program Kuliah Tamu ini merupakan Program setiap tahun  yang secara rutin diadakan oleh Program Studi Hubungnan Internasional setiap semesternya sebagai upaya untuk memperluas jaringan dan kerjasama dengan instansi lain, baik pemerintah maupun Non-pemerintah. Tema dari pertemuan kali ini adalah “Mendayung Di Antara Dua Samudera: Proyeksi Keamanan Maritim Di Indo-Pasifik” sebagai bagian dari mata Kuliah Keamanan Maritim. Pada kesempatan kali ini, pembicara di moderatori oleh Saudara Yugolastrob Komeini, M.Si sebagai Dosen pengampu Pengkajian Strategi. Pada pembukaan kali ini diawali oleh bapak Kaprodi HI Dr. Asep Kamaluddin Nahsir, M.Si selaku penanggung jawab kegiatan kali ini.

Pembukaan dilakukan cukup meriah hal itu tercermin dari antusiasme mahasiswa/i yang hadir dalam perkuliahan kali ini terlihat cukup padat. Moderator, selaku pembuka acara menggaris bawahi bahwa khusus mahasiswa/i Pengstrat, kegiatan kali adalah kegiatan yang cukup penting mengingat Prof. Banyu adalah salah satu dari segelintir Profesor Hubungan Internasional yang baik secara akademisi maupun praktisi telah banyak memberikan masukan untuk para stakeholders khususnya di bidang Keamanan Maritim. Selain itu, Kegiatan Kuliah Tamu ini juga memberikan pemahaman kepada Mahasiswa/i, khususnya di Lingkup Pengstrat untuk dapat mengetahui kondisi Keamanan Maritim dan Proyeksinya ke depan di Lingkup Indo – Pasifik.

Pembicara kemudian melakukan pembukaan dengan memberikan gambaran kepada mahasiswa bahwa keamanan di bidang laut adalah perhatian dari pemerintahan sekarang, mengingat selama lebih dari dua dekade fokus pemerintahan Indonesia lebih fokus kepada daratan. Prof. Banyu kemudian menegaskan sekali lagi kepada para mahasiswa bahwa posisi Indonesia sangat strategis by nature karena merupakan wilayah yang dilalui oleh dua samudera, hal ini memberikan konsekuensi kepada wilayah tersebut bahwa kedepannya masa depan perdagangan, perekonomian, dan keamanan tergantung kepada wilayah tersebut. Oleh karena, perdagangan dan perekonomian dunia saat ini terkoneksi di jalur-jalur yang terhubung oleh laut dan samudera yang membentang dari pasifik dan hindia, maka keamanan di jalur-jalur tersebut merupakan hal yang mutlak dimiliki oleh wilayah tersebut dan Indonesia merupakan aktor utama penentu kebijakan negara-negara besar karena didukung oleh jumlah sumber daya yang dimiliki sekaligus luas wilayah yang cukup besar.

Selanjutnya terdapat beberapa pertanyaan dari Mahasiswi, yang menanyakan tentang peran serta masing-masing stakeholders terkait dengan isu overlapping antara masing-masing institusi di beberapa kementerian atau lembaga, hal ini dijawab oleh Prof. Banyu bahwa peran lembaga legislatif juga merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan, mengingat bahwa segala macam aturan adalah produk dari lembaga legislatif, segala bentuk peraturan yang tidak terdapat dalam legislatif selama ini lebih kepada peran sentral pemerintah, sehingga pasti akan terdapat benturan didalam aturan-aturan tersebut. Sedangkan pertanyaan terkait dengan SDM juga akan mempengaruhi dinamika tersebut. (Prodi Hubungan Internasional)

WhatsApp_Image_2018-12-04_at_16.01_.18_.jpeg
WhatsApp_Image_2018-12-04_at_16.02_.29_.jpeg
WhatsApp_Image_2018-12-04_at_15.57_.44_.jpeg

× Hubungi Kami