FISIP UPNVJ – Selama ini, mindset mahasiswa Hubungan Internasional (HI) jika ditanya hendak menjadi apa setelah lulus? Sebagian besar jawaban mereka adalah menjadi diplomat. Jawaban ini dapat dimaklumi mengingat fungsi awal studi HI memang membentuk diplomat-diplomat yang akan menjadi ujung tombak negara ketika berinteraksi dengan negara lain. Namun seiring berjalannya waktu, jumlah mahasiswa HI yang semakin banyak menyebabkan tidak semua lulusan bisa menjadi diplomat. Perkembangan zaman yang terus bergulir turut mempengaruhi peluang kerja lulusan HI saat ini dan di masa depan.
Di era revolusi teknologi yang memasuki tahap ke-4, industri kreatif dan media sosial telah menjelma menjadi primadona di dalam masyarakat. Sayangnya, banyak industri kreatif dan media sosial yang masih bergantung dengan lulusan teknik informatika, bisnis, maupun komunikasi. Padahal kedua bidang tersebut juga membutuhkan lulusan HI guna memperkuat perusahaan dalam hal analisis, terutama yang berkaitan dengan kerjasama maupun investasi luar negeri.
Melihat permasalahan di atas, pada 23 April 2019, Program Studi (Prodi) Hubungan Internasional (HI) Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran” Jakarta mengadakan kuliah umum dengan tema, “Kontribusi Lulusan Hubungan Internasional dalam Industri Kreatif dan Media Sosial di Era Disruptif.” Kuliah umum ini disampaikan oleh Bapak Tuhu Nugraha Dewanto, S.IP., MM seorang lulusan Hubungan Internasional yang sukses menjadi konsultan media digital. Beliau mengatakan bahwa lulusan HI pada dasarnya memiliki kemampuan analisis yang baik namun kurang memiliki hard skill penunjang. Untuk itu, Bapak Tuhu menyarankan agar mahasiswa mengikuti pelatihan atau kegiatan sertifikasi, seperti: google analytics dan semacamnya. Dengan adanya kuliah umum ini diharapkan akan memberikan pengetahuan sekaligus pemahaman alternatif kepada mahasiswa HI mengenai peluang kerja di ranah industri kreatif dan media sosial.
(Penulis: Rizky Hikmawan, S.IP., M.Si.)