Michael Desch: mengatakan bahwa politik tidak lagi revelan. Disisi lain, banyak juga yang berpendapat bahwa politik masih tatap akan revelan karena didalam masyarakat kita akan senantiasa berdialog tentang politik.
- International Political Disruption. Kemenangan tokoh-tokoh yang agresif dan kontoversial dan ultranasionalis, (Donald Trump). Industri politik dalam beberapa hal tertentu mengikati industry media dalam merespon pergeseran perilaku konsumen/konstitusi. Partai-partai politik tidak sepenuhnya mampu menguasai dan mengendalikan massa pengikutnya karena peran media social yang sudah masuk ke era kita sehingga orang-orang bisa bebas mengutarakan pendapat dengan maksud-maksud tertentu. Contohnya Donal Trump yang berhasil mengalahkan Clinton dengan kekuatan media social yang dibantu oleh tim suksesnya. Donal Trump sangat aktif mengecek media-media seperti CNN, New York Time, dll pada say pemilu (pengumuman Quick Count) Quickcount adalah metode akademik.
- Disrupsi politik dan Implikasinya di Indonesia
- Indonesia mayoritas islam tetapi bukan negara islam karena pandangan hidup berbangsa dan bernegara bangsa Indonesia adalah Pancasila
- Disrupsi politik dapat meningkatkan partisipasi politik melalui social media
- Munculnya politik indentitas karena adanya promosi-promosi, deskriminasi, sensitivitas seperti soal agama, suku dan ras (Demokrasi Disrupsi Politik). Indonesia sudah 68 tahun merdeka banyak sekali politisi namun miss in negarawan. Politisi di Indonesia banyak yang asbun, askom dan cenderung berfikir bagaimana menang di election tetapi kalau negarawan “Think about our future the next generation”.
- Politik indentitas muncul pada 2014 dan marak munculnya di tahun 2016 pada saat pilgub DKI Jakarta (Seperti sentiment-sentimen keagaman)
- Selintas tentang perkembangan ilmu politik di Indonesia
- Berkembang pada tahun 1970an, Prof. Dr. Miriam Budiarjo yang awalnya mempromosikan ilmu politik khususnya di Universitas Indonesia salah satu bukunya adalah “Dasar-dasar Ilmu Politik”
- Dalam konteks studi politik di Indonesia tidak bisa dipisahkan dari karya-karya dan analisis para ilmuwan, pengamat, indonesianists dari barat khususnya AS, Australia, Belanda, dst.
- Pada era 1970an dan 1980an, Benedict Anderson, Cliffort Gertz, R. William Lidale, Donald Emerson, dll. Sering menjadi referensi dari berbagai tulisan diskursus politik Indonesia dalam berbagai jurnal akademik
- Dalam konteks pembelajaran ilmu politik adalah jurnal ilmiah prisma yang diterbitkan oleh LP3ES (sampai sekarang) dan AIPI (Asosiasi Ilmu Politik Indonesia) sudah tidak ada
- Setelah era 2000an dan pasca reformasi terasa bahwa diskursus dan analisis politik semakin bergesek kepada pendekatan yang lebih pragmatis. Era 2000an juga tidak berhasil mengekplorasi teori-teori atau pendekatan baru yang lebih substantive
- Pragmatisme dalam diskursus dan analisis politik itu terlihat, misalnya dari semakin kurangnya tulisan mendalamdan berbobot tentang politik
- Dalam ranah politik praktis kita juga melihat pragmatism politik dalam bentuk lain, yakni munculnya perilaku elit politik yang tidak demokratis, otoriter, dan dari etika-etika politik
- Peran Ilmu Politik dan Tugas Akademisi
- Reaktulisasi dan pembaharuan kurikulum/silabus ilmu politik
- Penting untung dimasukan subyek matkul “etika politik dan kenegarawan”
- Matkul “digital politik”
- Merespon scr kritis dan kreatif peningkatnya politik Indonesia
- Case studies
- Dilibatkan dalam proyek-proyek riset dan penelitianya
(Sumber: Prodi Ilmu Politik)