Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik

FISIP UPNVJ – Acara seminar dan bedah buku yang diselenggarakan pada hari Kamis (5/3) di Auditorium FISIP merupakan salah satu  bentuk  kerjasama UPN VETERAN JAKARTA dengan ISEAS-YUSOF ISHAK INSTITUTE. Acara ini merupakan momentum penting dalam upaya membangun kerjasama dan mengembangkan program joint research (riset bersama) antar kedua institusi mengenai berbagai isu sosial-politik di kawasan Asia Tenggara . Acara ini diawali dengan seminar dan bedah buku mengenai “Alternative Voices In Muslim Southeast Asia (Discourse and Struggles)”. Buku ini mengkaji tantangan yang dihadapi suara progresif di Indonesia, Malaysia dan Singapura dengan melihat pada diskursus yang terbangun, serta eksplorasi bagaimana multikulturalisme dan sekularisme menjadi jalan bagi masyarakat majemuk di tiga negara tersebut. Selain itu, buku ini menganalisa upaya yang ditempuh suara progresif ini di tengah dominasi negara dan kuasi-negara pejabat keagamaan yang berusaha untuk membatasi mereka. Para penulis di buku ini termasuk akademisi, aktivis dan pengamat, beberapa di antaranya adalah korban represi dan diskriminasi.

Seminar_ISEAS_2.JPG

Pada Acara kedua, seminar diisi dengan bedah buku “Transitional Justice From State to Civil Society (Democratization In Indonesia)”, yang ditulis oleh dosen UPN Veteran Jakarta , Ibu  Sri Lestari Wahyuningroem. PhD. Buku ini mengkaji inisiatif keadilan transisi Pasca Orde Baru di Indonesia, dengan menganalisis faktor-faktor dalam transisi demokrasi yang memfasilitasi atau menghambat implementasinya. Selain itu, buku ini memberi analisis terhadap pendekatan ‘bawah ke atas’ terhadap keadilan transisi di Indonesia melalui berbagai studi kasus inisiatif masyarakat sipil terhadap upaya pencarian kebenaran, keadilan dan rekonsiliasi lokal. 

Seminar_ISEAS_3.JPG

Seminar dan bedah buku ini menjadi inspirasi penting bagi penguatan persepsi pembangunan politik demokrasi secara subtansial di Asia Tenggara. Demokrasi prosedural dalam proses demokratiasi Asia tenggara dianggap belum cukup mewujudkan kemamkmuran masyarakat, sehingga penguatan gagasan demokrasi mengenai kontrol terhadap kekuasaan melalui kebijakan politik yang membangun multikulturalisme dan pemenuhan hak asasi manusia di Asia Tenggara dianggap penting untuk diketengahkan dalam diskursus kontemporer.

(Penulis: Danis)

× Hubungi Kami