FisipUPNVJ – Kegiatan kuliah tamu dilakukan Selasa 9, Januari 2024, pada matakuliah Ilmu Komunikasi di Program Studi Bimbingan konseling Islam Fakultas Psikologi dan Pendidikan UAI. Bicara tentang KOMUNIKASI. Pentingkah Komunikasi dalam kegiatan Konseling?, PENTING, dimana komunikasi antar manusia (human communication), yakni komunikasi merupakan suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan membangun hubungan antar sesama manusia, melalui pertukaran informasi, untuk menguatkan sikap, tingkah laku, berusaha mengubah sikap dan tingkah laku.
Mahasiswa sebagai calon konselor harus memahami diri sendiri sebelum memahami orang lain, karena nantinya ketika menghadapi konseli, Konselor harus mampu melakukan konseling dengan sangat responship.
Biasanya realitas yang terjadi pada konseli, karena memiliki pemikiran / maindset pola pikir yang negatif. Realitas hidup itu akan ia dirasakan berat atau ringan, itu tergantung dengan maindset pemikiran masing-masing individu.
Penting untuk calon konselor agar memiliki maindset positif, buang sampah hati, agar neuron dalam tubuh (otak) merespon secara positif. Konsep diri yang positif, maka akan membantu konselor nantinya dalam melakukan konseling, mampu mengarahkan konseli agar mampu memberikan problem solving.
Mengacu pada komunikasi konseling islam, maka didasarkan pada suri tauladan Rosul diutus untuk membimbing dan mengarahkan manusia ke arah kebaikan yang hakiki dan juga sebagai figure konselor yang sangat mumpuni dalam memecahkan permasalahan (problem solving) yang berkaitan dengan jiwa manusia, agar manusia keluar dari tipu daya setan, yang salah satunya menggunakan teknik komunikasi baik verbal maupun nonverbal.
Lebih efektif menggunakan komunikasi interpersonal dengan adanya halaqoh-halaqoh. Berdasarkan pada firman Alloh SWT, surat Al-Ashr: 103 (1-3):
Pentingnya komunikasi hati dalam kegiatan konseling, agar konselor dapat lebih memahami konseli, dengan adanya kejujuran, kepekaan, empati, penerimaan, pemahaman diri. Pentingnya komunikasi hati, dilakukan dengan manajemen komunikasi hati agar dapat mengolah pikir (mengolah pikiran agar tercipta hal yang baik), dan olah rasa dimaksudkan agar mampu mengolah rasa menjadi lebih peka pada suatu hal / persoalan. Komunikasi hati akan jauh lebih efektif apabila antara komunikator (senders) dan komunikan (receivers) sama-sama menggunakan hati dalam melakukan aktivitas pertukaran pesan.
Komunikasi merupakan the process of understanding and sharing meaning (proses memahami dan berbagi makna). Tentunya, pemahaman dan pemaknaan terhadap pesan komunikasi akan lebih menemukan “chemistry”-nya saat kedua belah pihak saling membuka hati satu sama lain.
Profesionalitas seorang konselor harus memiliki pemahaman diri sendiri, maka penting untuk memiliki pemahaman dalam pemikiran diri, dialog internal, refleksi pribadi, perasaan dan emosi, pemahaman diri.
Kondisi tersebut juga harus didukung bahwa seorang konselor penting memiliki pemahaman tentang cara membuang sampah hati. Konkretnya seorang konselor harus memiliki self-awareness (kesadaran diri), komunikasi terbuka, empati, pertimbangkan solusi, kendalikan reaksi emosionai.
Implementasi pada komunikasi konseling penting dengan penggunaan komunikasi verbal dan nonverbal. Teknik konseling verbal adalah tanggapan verbal yang diberikan oleh konselor, yang merupakan perwujudan konkret dari maksud, pikiran dan perasaan yang terbentuk dalam batin konselor (tanggapan batin) untuk membantu konseli pada saat tertentu.
Teknik konseling nonverbal yaitu teknik yang digunakan dalam proses komunikasi konseling berupa isyarat atau perbuatan yang bertujuan untuk menyampaikan suatu pesan tertentu kepada konseli pada waktu wawancara berlangsung, terlebih pesan yang agak sulit dirumuskan secara verbal seperti sikap dasar misalnya penerimaan (acceptance) dan pemahaman (understanding) serta ungkapan-ungkapan perasaan.
Pada dasarnya pemicu stress juga didasari oleh maindset pola pikir individu itu sendiri, Bagaima ia memandang suatu realitas hidupnya, apakah menjadi suatu problem ringan atau berat?, itu juga tergantung pada kekuatan mental dirinya. Maka, perlu pengelolaan stress, yaitu ”COPING STRESS”.
Coping stress adalah suatu tindakan kognitif dan upaya perilaku yang dilakukan untuk menguasai, mentolerir, serta mengurangi tuntutan yang sedang dihadapi. Strategi coping stress itu dilakukan dengan Effective – Coping, yaitu upaya / usaha yang dilakukan untuk menghilangkan sumber stress dan / atau mengontrol reaksi yang dihasilkan dari stress tersebut.Strategi ke dua yaitu Ineffective – Coping, yaitu suatu upaya yang dilakukan untuk menghilangkan ketidaknyamanan yang dihasilkan dari stress tersebut, namun tidak memberikan solusi jangka panjang dan dapat memperburuk keadaan.
Simpulannya hati nurani mampu membuat manusia sadar tentang sikap-sikap kemanusiaan yang positif. Asumsi ini menunjukkan bahwa komunikasi hati yang ramah dapat menyadarkan manusia untuk lebih memahami sikap positif terhadap sesama manusia.
Komunikasi konseling, dimana komunikasi dilakukan dengan proses antar pribadi yang berlangsung melalui saluran komunikasi verbal dan non verbal antara konselor dan konseli dengan tujuan membantu konseli dapat membuat kebermaknaan dalam hidup dan mampu mengambil keputusan serta melaksanakan keputusan-keputusan tersebut dengan penuh tanggung jawab. Coping Stress atau cara seseorang dalam mengatasi stres, sangat berguna untuk kesejahteraan mental dan fisik.
Strategi coping yaitu cara mengatasi stres yang memiliki tujuan untuk membantu individu menghadapi dan mengatasi tantangan, tekanan, atau stresor dalam kehidupan sehari-hari. Intinya individu harus mampu mengatasi stress dengan memiliki mental yang kuat, agar tidak lebih parah stressnya dan berubah menjadi depresi.