FisipUPNVJ – Sinergi media sosial dan influencer mempunyai kekuatan yang sangat besar untuk menembus pasar baru bagi sebuah produk atau merek (brand). Untuk itu, penggunaan keduanya harus dilakukan secara tepat agar menciptakan interaksi atau keterikatan (engagement) dengan audiens yang menjadi target. Dr Fara Diba Liana Naser dari Universiti Teknologi MARA (UiTM) , Shah Alam, Selangor, Malaysia, menjelaskan bahwa media sosial atau social media merupakan platform yang menyediakan infrastruktur bagi influencer untuk menjangkau audiensnya. Melalui platform media sosial yang populer untuk pemasaran, seperti Facebook, Instagram Linkedin, YouTube, dan TikTok, memungkinkan influencer membuat konten menarik dan membagikannya kepada pengikutnya (follower).
“Dalam lanskap digital, interaksi antara media sosial dan influencer menjadi kekuatan besar dalam pemasaran,” ujarnya saat menjadi Guest Lecture Integrated Marketing Communication di Prodi S2 Ilmu Komunikasi FISIP UPN “Veteran” Jakarta, Rabu (28/8/2024). Faradiba menjelaskan, influencer merupakan katalis yang bertindak sebagai suara yang dipercaya dalam komunitas mereka. Kemampuan mereka untuk terhubung secara autentik dengan pengikutnya memungkinkan membentuk opini dan mendorong perilaku konsumen.
“Sinergi ini meningkatkan visibilitas merek dan membina hubungan yang lebih dalam dengan khalayak sasaran,” katanya dalam kuliah umum yang juga dihadiri Wakil Dekan I FISIP UPN “Veteran” Jakarta Dr Fitria Ayuningtyas MSi. Bukan hanya untuk brand atau produk, penggunaan media sosial dan influencer juga dapat diterapkan pada media massa untuk menyebarkan informasi lebih cepat dan menjangkau audiens yang lebih luas.
Meskipun media massa mampu melakukan siaran langsung atau live, penggunaan media sosial dapat mempercepat informasi disampaikan. “Untuk penggunaan influencer, tidak perlu yang sudah terkenal. Cari sosok yang mampu menarik perhatian audiens hingga informasi yang disampaikan bisa diterima secara baik,” tuturnya.