
FisipUPNVJ – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (UPNVJ) menyelenggarakan Seminar Nasional bertajuk “Seminar Nasional Pentahelix” dengan tema “Komunikasi dan Informasi Kesehatan dalam Rangka Meningkatkan Kesehatan Gen Z”, pada Senin, 24 Februari 2025. Acara yang digelar secara virtual via Zoom Meeting ini berlangsung dari pukul 08.30 hingga 12.00 WIB. Jakarta, 24 Februari 2025
Kegiatan seminar ini dibuka oleh Musa Maliki, Ph.D. selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama FISIP UPNVJ. Musa mengungkapkan bahwa melalui seminar ini diharapkan tantangan dalam komunikasi kesehatan seperti mengatasi misinformasi yang beredar di media sosial dapat kita tanggulangi, yang kemudian kita menjadi lebih paham dalam strategi mendiseminasikan informasi kesehatan yang benar dan terpercaya. Turut hadir dalam seminar ini Kepala Jurusan Ilmu Komunikasi, Munadhil Abdul Muqsith, Ph.D., Kepala Program Studi (Kaprodi) S1 Sains Informasi, Dr. Radita Gora Tayibnafis, M.M., Kaprodi S1 Kajian Film, TV, dan Media, Dede Suprayitno, M.I.Kom., serta para dosen, mahasiswa, dan juga masyarakat secara umum.
Seminar ini menghadirkan lima pembicara terkemuka dari berbagai latar belakang, yang masing-masing membahas topik penting terkait informasi dan komunikasi kesehatan. Sesi diskusi dipandu oleh moderator dalam seminar ini, Rut Rismanta Silalahi, M.Si, dosen Program Studi S1 Ilmu Komunikasi, FISIP UPNVJ. Iin Yumiyanti, Wakil Direktur Konten detik.com, sebagai pembicara pertama, memaparkan strategi pemberantasan hoaks kesehatan di era digital. Dalam presentasinya, beliau menguraikan berbagai strategi efektif untuk melawan penyebaran informasi palsu yang dapat membahayakan kesehatan publik.
Pembicara kedua, Dr. Fitria Ayuningtyas, yang juga merupakan dosen S2 Ilmu Komunikasi di FISIP UPN “Veteran” Jakarta, membahas komunikasi krisis dalam komunikasi kesehatan. Beliau menyoroti strategi komunikasi yang efektif dalam menangani situasi krisis kesehatan, terutama di tengah pandemi global yang baru-baru ini terjadi. “Respon terhadap krisis merupakan hal utama dalam manajemen krisis” pungkas Fitria. Auliyana Zahrawani, SKM, Pranata Humas Ahli Madya dari Humas Sekretariat Direktorat Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, hadir sebagai pembicara ketiga dengan tema informasi layanan kesehatan publik. Auliyana menjelaskan pentingnya akses informasi yang akurat dan mudah diakses untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang layanan kesehatan yang tersedia. Dia menambahkan bahwa “isu seperti banyaknya masyarakat yang berobat ke luar negeri juga menjadi perhatian dari Kementerian Kesehatan dengan terus berupaya meningkatkan kinerja dan kualitas layanan dan fasilitas kesehatan di Indonesia”.
Pembicara selanjutnya, Dr. Anton Ardiansyah, M.IKom, dari Yayasan Hati Ikhlas, menyampaikan materi tentang peran NGO dalam meningkatkan pandangan kesehatan masyarakat. Beliau menekankan kontribusi penting organisasi non-pemerintah dalam mengedukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan. Terakhir, dr. Uti Nilam Sari, M.Sc., MIMI, dan Founder Medimedi, membawakan materi tentang teknologi visual untuk informasi kesehatan bagi Gen Z. Beliau menekankan pentingnya memanfaatkan teknologi visual yang inovatif untuk menyampaikan informasi kesehatan yang menarik dan mudah dipahami oleh generasi muda. “Yang perlu dipahami adalah tidak ada teknologi yang paling mumpuni dalam menyampaikan informasi kesehatan, tetapi kemampuan bagi komunikator dalam mengidentifikasi dan menyesuaikan informasi tersebut kepada target audiens, goals-nya, dan apa yang akan digunakan dari informasi yang ingin disampaikan” ujar Uti.
Seminar ini dihadiri oleh ratusan peserta dari berbagai kalangan, termasuk akademisi, praktisi kesehatan, mahasiswa, dan masyarakat umum. “Komunikasi kesehatan bagi Gen Z perlu mengimbangi antara kecepatan dengan ketepatan, sehingga Gen Z ini dapat berperan sebagai agen perubahan” ujar Rut ketika menutup sesi diskusi dan seminar ini. Diharapkan, kolaborasi pentahelix yang melibatkan akademisi, pemerintah, masyarakat, media, dan sektor swata ini dapat terbangun dengan lebih erat sehingga bisa terus mendukung peningkatan kesehatan, khususnya Gen Z melalui komunikasi dan informasi yang efektif.