Di tengah derasnya arus penyebaran informasi, etika jurnalistik menjadi isu yang perlu mendapat atensi mendalam. Terlebih saat ini, media sosial hadir menyuguhkan aneka konten. Sebagai upaya untuk mencapai misi tersebut, maka pada Selasa (22/04/2025), mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi UPN “Veteran” Jakarta berkunjung ke kantor Dewan Pers,  lembaga independen yang berperan dalam menjaga nilai-nilai dasar jurnalisme di Indonesia.

Dalam suasana yang hangat, Totok Suryanto, anggota dewan pers pada periode 2022 – 2025 menjelaskan mengenai fungsi dan peran Dewan Pers. Menurutnya di era informasi saat ini, penting untuk menerapkan kode etik jurnalistik, tidak hanya para jurnalis, tetapi juga seluruh content creator. Upaya ini perlu dilakukan karena akan banyak dampak negatif yang bisa muncul akibat adanya pelanggaran etika oleh media, baik media mainstream maupun sosial media. “Etika itu penting dalam menjaga integritas. Bayangkan dampaknya kalau kita asal-asalan menulis. Itu  tak hanya bisa berdampak pada objek berita tapi juga bisa menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap media,” ujar Totok yang juga menjabat sebagai anggota Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI).

Totok  juga menjelaskan bahwa Dewan Pers terus berusaha mengawasi penyebaran informasi yang diterbitkan oleh suatu media. Meski diakuinya, hal itu merupakan tantangan besar lantaran jumlah  media di Indonesia sangat banyak, khususnya media online. “ Dari semua media itu banyak yang tidak terverifikasi, itulah yang menyulitkan kami dalam mengambil tindakan,” tutur Totok.

Selain pemaparan dari perwakilan Dewan Pers, acara kunjungan juga diramaikan dengan sesi workshop dan tanya jawab. Mahasiswa diminta untuk memberikan evaluasi terkait penayangan berita di media online saat ini. Berbagai komentar pun muncul, baik positif maupun negatif. Antusiasme mahasiswa terhadap program juga ditunjukkan dari pertanyaan-pertanyaan kritis yang dimunculkan. Fikri, salah satu peserta, menanyakan terkait peran media dalam menjembatani pesan-pesan pemerintah untuk masyarakat. Pertanyaan lain juga diajukan oleh Risaldi yang mempersoalkan praktik jurnalisme clickbait yang kerap dilakukan oleh media-media di Indonesia

Dr. Wiendy Hapsari selaku dosen pengampu mata kuliah Etika Jurnalistik UPNVJ menyatakan bahwa program kunjungan ini merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa soal etika jurnalistik. Hal ini menjadi krusial mengingat penyebaran informasi sangat deras dan perkembangan media sangat dinamis. “ Di era digital saat ini, siapa pun bisa menyebarkan informasi. Disini, jurnalis dituntut tidak hanya cepat, tapi juga harus akurat dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, pendalaman soal etika ini menjadi penting,” ujar Wiendy. (Fikri Suprobo/UPNVJ)

× Hubungi Kami