
FisipUPNVJ – Reviewer nasional Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Dr. Lina Miftahul Jannah, S.Sos, M.Si (UI) dan Dr. Alizar Isna, M.Si (Unsoed) mengatakan mayoritas proposal yang diajukan mahasiswa dari seluruh Indonesia gugur di seleksi administrasi karena penulisan yang tidak sesuai dengan panduan.
“Proposal yang tidak sesuai dengan buku panduan tidak akan lolos seleksi administrasi. Kadang kesalahannya sangat sepele, misalnya penomoran halaman yang salah atau margin yang tidak sesuai,” ujar Lina dalam Workshop Nasional PKM Kewirausahaan yang diadakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta di Kampus Pondok Labu, Selasa (27/5/2025).
Dosen Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia itu mengatakan reviewer sudah memiliki daftar yang harus diisi untuk seleksi administrasi. Satu saja ada persyaratan yang tidak terpenuhi, maka akan menggugurkan seluruh proposal.
Padahal, seleksi administrasi tersebut dilakukan sebelum seleksi substansi. Karena itu, bisa jadi proposal yang gugur di seleksi administrasi sebenarnya memiliki tema dan substansi yang bagus.
“Seleksi administrasi meliputi kesesuaian persyaratan administrasi, kesesuaian format penulisan proposal dengan panduan, dan kesesuaian dengan bidang dan tema yang diajukan,” kata Lina.

Selain kesesuaian dengan persyaratan administrasi, Lina juga menyarankan agar mahasiswa menuangkan idenya sekreatif mungkin di dalam proposal. Sebab, hanya proposal dengan kreativitas yang menonjol dan tingkat kemanfaatan yang tinggi yang akan didanai oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.”Proposal yang masuk pada 2024 ada 41.875 proposal dan yang didanai hanya 4.594 proposal. Karena itu, tidak boleh membuat proposal yang biasa. Harus proposal yang berbeda,” tuturnya.
Narasumber lain yang mengisi materi secara hybrid melalui zoom meet, Dr. Alizar Isna, M.Si (Reviewer Nasional PKM dan Dosen Ilmu Administrasi Negara Unsoed), mengatakan masing-masing skema PKM memiliki karakteristik masing-masing. Namun, pada dasarnya, seluruh skema PKM harus berdasarkan pada perwujudan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi oleh mahasiswa.
“Karena itu, PKM-Kewirausahaan bukan hanya membuat produk dan jasa yang bisa dijual, melainkan harus perwujudan penguasaan iptek oleh tim mahasiswa,” ujarnya.
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Sudirman itu mengatakan proposal PKM-Kewirausahaan yang baik harus memiliki analisis pasar yang didukung dengan data; berbasis iptek, unik dan bermanfaat; mencantumkan potensi sumber daya dan potensi keberlanjutan usaha; mencantumkan keunggulan produk dibandingkan produk yang sudah ada; dan menjelaskan metode pelaksanaan mulai dari produksi, pemasaran, hingga gambaran ke depan.
Alizar juga memberikan strategi untuk menemukan ide bisnis yang menarik, yaitu menemukan passion, menemukan permasalahan yang dialami pasar, membangun kepekaan terhadap permasalahan yang dialami diri sendiri dan orang banyak, belajar dari tren, mengombinasikan produk sejenis, berusaha menghadirkan solusi, serta mencari dan membaca referensi yang relevan.
“Proposal PKM harus mewujudkan ruh dari PKM, yaitu kreativitas, inovasi, orisinalitas ide, novelty, tepat guna, dan up to date,” katanya.
Selaras dengan yang disampaikan Lina, Alizar mengatakan memenuhi persyaratan administrasi yang diatur dalam panduan merupakan suatu hal yang penting dalam penyusunan proposal. Masing-masing skema PKM memiliki panduan sendiri, sehingga mahasiswa harus mencermati panduan sesuai dengan skema yang dipilih.
“Satu poin saja terkait format penulisan tidak dipenuhi, bisa menggugurkan proposal. Bila persyaratan administrasi yang diatur dalam buku panduan tidak dipenuhi, reviewer tidak perlu lagi melihat substansi proposal. Langsung gugur,” ujarnya.
