FisipUPNVJ — Program Studi Hubungan Internasional (HI) FISIP Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) menyelenggarakan kuliah tamu mata kuliah Politik Luar Negeri Indonesia dengan menghadirkan Musa Maliki. Ph.D, dosen Program Studi HI FISIP UPN “Veteran” Jakarta (UPNVJ) sebagai narasumber utama. Acara ini digelar pada Kamis, 15 Mei 2025, bertempat di Ruang 433, Lantai 4, Kampus UAI Jakarta (15/5/2025)

Kuliah tamu ini mengangkat isu aktual bertema “Politik Luar Negeri Indonesia Studi kasus: Wacana Evakuasi Warga Gaza”. Isu ini menjadi perhatian publik Indonesia dalam konteks krisis kemanusiaan di Palestina. Tema ini kursial sebab pernyataan Presiden Prabowo menuai kontroversi publik Indonesia. Ada logika, Presiden Prabowo seolah-olah mendukung kebijakan Amerika dan Israel untuk evakuasi warga Gaza. dalam diskusi ini, Wildan Faisol, S.Sos., M.Si., dosen HI UAI menjadi moderator. Wildan adalah dosen yang cukup peduli dan fokus di kajian isu-isu Timur Tengah.

Dalam paparannya, Musa Maliki menyoroti posisi politik luar negeri Indonesia dalam konflik Gaza, termasuk tantangan diplomasi kemanusiaan, prinsip non-intervensi, serta peran Indonesia dalam mendorong gencatan senjata dan penyelamatan warga negara di zona konflik. Sejauh mana Indonesia peduli dan serius menangani warga Gaza dan “two states solution”. Musa berargumen bahwa selama ini, kebijakan pemimpin Indonesia hanya memanfaatkan isu luar negeri seperti Palestina untuk melegitimasi posisi kekuasaannya. Semua aksi hanya lips service karena faktanya, infrastruktur dan institusionalisasi isu Palestina di lembaga misalnya Kementerian Luar Negeri belum ada. Dalam list bantuan terhadap Palestina, Indonesia tidak masuk sepuluh besar. Indonesia masih jauh tertinggal dengan Jepang dan Swedia.    

“Semua pengamat Hubungan Internasional dalam berbagai macam komentar di media televisi dan cetak mengkritik pernyataan Presiden Prabowo. Seharusnya Presiden tidak secara gegabah merespon isu relokasi warga Gaza. Presiden perlu konsul dan berpikir dampak dari pernyataannya,” ujar Musa Maliki.

Materi pada kuliah tamu ini membuka khazanah baru mahasiswa mahasiswa s1 hubungan internasional tentang proses dan bargaining dalam perumusan kebijakan luar negeri suatu negara yang tidak jarang dilakukann secara tertutup melalui proses proses informal.

Selain itu juga kita dapat memisahkan antara skala prioritas politik luar negeri suatu negara diukur baik hanya sebatas lip service atau sudah menjadi prioritas utama.

Mahasiswa HI UAI tampak antusias mengikuti sesi ini, dengan sejumlah pertanyaan kritis yang diajukan. seorang mahasiswa bertanya mengapa peran Indonesia belum maksimal dalam memperjuangkan warga Gaza?

Pertanyaan itu memperkuat argumentasi Musa bahwa kebijakan politik luar negeri Indonesia hanya lips service saja untuk menstabilkan warga Indonesia yang mempunyai sentimen keagamaan dan isu kemanusiaan saja.

Kegiatan diskusi ini merupakan bagian dari penguatan pemahaman mahasiswa mengenai praktik politik luar negeri Indonesia yang dinamis dan responsif terhadap perkembangan isu global, khususnya di kawasan Timur Tengah dan politik global.

× Hubungi Kami