FisipUPNVJ – Kemajuan teknologi membawa banyak manfaat, namun juga menghadirkan tantangan baru berupa banjir informasi palsu dan meningkatnya kasus penipuan online.

Dalam acara TikTok Goes To Campus bertema “Lindungi Diri dari Penipuan Online dengan #Pikir2Kali” di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (UPNVJ), Kamis, 23 Oktober 2025, akademisi dan kreator konten menyoroti pentingnya literasi digital untuk menghadapi perubahan zaman dan modus penipuan yang semakin kompleks.

Dosen Ilmu Komunikasi UPNVJ, Dr. Azwar, M.Si, menjelaskan bahwa persoalan kebohongan dan manipulasi informasi bukanlah hal baru dalam sejarah umat manusia.

“Ketidakberimbangan antara kemajuan teknologi dengan pengetahuan manusia terhadap kemajuan teknologi tersebut menjadi salah satu akar masalah,” ujarnya.

“Wacana kebohongan bukan barang baru yang muncul di era digital, tetapi sudah ada bahkan sejak masa awal peradaban kehidupan manusia, dengan caranya di masa tersebut,” lanjut Azwar.

Menurutnya, kebohongan selalu memiliki tujuan tertentu, termasuk untuk memengaruhi opini masyarakat.

“Kebohongan tersebut digunakan untuk banyak hal, salah satunya mengubah persepsi publik terhadap fakta,” kata Azwar.

“Jadi kebohongan selalu ada, tetapi bentuknya selalu berubah beradaptasi dengan zaman,” sambungnya.

Azwar menambahkan, kemajuan teknologi juga membawa dampak berupa kekacauan informasi, yang dapat diatasi melalui peningkatan literasi digital masyarakat.

“Ada tiga jenis kekacauan informasi, yaitu misinformasi, disinformasi, dan malinformasi, yang terakhir ini bersifat mengancam,” jelasnya.

Penipuan Online dan FOMO

Dari sisi pengalaman nyata di ruang digital, konten kreator TikTok Ivy (@IvyFeb) turut berbagi kisah dan refleksi tentang penipuan online.

“Kaum terpelajar juga tidak menutup kemungkinan terkena penipuan online, karena oknum-oknum penipu tersebut bukan berasal dari orang iseng, tapi orang yang profesional,” ujar Ivy.

“Kenapa saya bilang begitu, karena saya sebelumnya pernah ditipu hingga merasakan kerugian hingga Rp200 juta.”

Ia juga menyoroti fenomena sosial yang membuat banyak orang mudah tergiur oleh iming-iming keuntungan cepat.

“FOMO melihat kesuksesan teman sebelah juga jadi salah satu faktor yang dapat membuat seseorang lengah dan menjadi sasaran empuk untuk ditipu,” katanya.

Sebagai langkah praktis, Ivy mengingatkan masyarakat untuk menerapkan prinsip 3C: Cek, Cegah, dan Cegat, serta selalu berpikir dua kali sebelum mempercayai konten atau tawaran di internet.

“Jangan lupa #PikirDuaKali setiap melihat konten yang menjanjikan keuntungan yang tidak masuk akal,” tutupnya.

Tags:
× Hubungi Kami