FISIP UPNVJ – Ada fakta mengejutkan yang disampaikan oleh Irman G. Lanti, Ph.D dalam kuliah umum yang berlangsung pada Rabu, 24 April 2019 dengan tema, “Prospek Karir bagi Lulusan Hubungan Internasional di Bidang Pembangunan Internasional dalam Rangka Mendukung Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.” Bapak Irman menyampaikan bahwasanya representasi orang Indonesia di lembaga internasional masih rendah. Sebagai contoh, dari 150 deputi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), hanya 2 orang Indonesia yang pernah menjabat. Begitupula di dalam Islamic Development Bank (IDB) dimana keterlibatan orang Indonesia masih sedikit. Padahal Indonesia merupakan negara mayoritas Muslim terbesar sehingga idealnya juga memiliki representasi yang proporsional di lembaga yang berpusat di Jeddah, Arab Saudi. Bahkan di dalam Sekretariat ASEAN sendiri jumlah staf masih sangat terbatas. Tentu saja hal ini cukup menarik mengingat lokasi Sekretariat ASEAN yang berada di Jakarta.
Fakta di atas menjadi alasan bagi Bapak Irman untuk mendorong orang-orang Indonesia untuk berani mengambil posisi maupun jabatan di lembaga-lembaga internasional. Hanya saja permasalahannya saat ini adalah sangat sedikit orang Indonesia yang memiliki daya saing tinggi dalam menghadapi kompetitor yang berasal dari negara lain. Untuk itu, Bapak Irman menyarankan kepada para mahasiswa agar mempersiapkan diri dengan baik sejak masih duduk di bangku kuliah. Beliau mencatat ada lima hal yang bisa dilakukan oleh mahasiswa untuk mampu meningkatkan kapasitas dirinya agar mampu bersaing di era global.
Pertama, mahasiswa harus mahir dalam berbahasa asing, baik lisan maupun tulisan. Bahkan sebagai mahasiswa Hubungan Internasional (HI), bahasa Inggris merupakan kewajiban yang tidak dapat ditawar.
Kedua, mahasiswa tidak boleh hanya mengandalkan kemampuan akademik yang diperoleh di dalam kelas. Mereka harus mengembangkan kemampuan soft skill-nya terutama saat berinteraksi dengan orang lain.
Ketiga, adanya kemampuan personal, seperti: melakukan penelitian independen maupun bekerjasama dalam tim.
Keempat, mulailah dengan sederhana, setahap demi setahap. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat memiliki fokus peminatan kajian secara spesifik yang akan membuatnya menjadi seorang ahli.
Kelima, sabar dan konsisten dalam meniti jalan menuju kesuksesan. Banyak mahasiswa yang ketika lulus menjadi labil akan pilihan karir yang hendak digeluti.
Dengan adanya pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs) peluang lulusan HI untuk bekerja di lembaga internasional semakin terbuka. Hal ini mengingat banyaknya tujuan yang hendak dicapai, yakni sebesar 17 poin dengan 167 target dan 232 indikator. Dengan jumlah tersebut, kontribusi lulusan HI menjadi lebih diharapkan dari masa-masa sebelumnya.
(Penulis: Rizky Hikmawan, S.IP., M.Si.)