FisipUPNVJUniversitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (UPNVJ) menjadi narasumber untuk persiapan visitasi Foundation for International Business Administration Accreditation atau FIBAA ke Universitas Udayana di Bali. Visitasi oleh FIBAA merupakan langkah penting dalam proses akreditasi program studi di sebuah perguruan tinggi.

Perwakilan dari UPNVJ perihal visitasi ini adalah Wakil Dekan bdang Akademik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dr. Fitria Ayuningtyas dan Wakil Dekan bidang Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Dr. M. Anwar Fathoni.

Persiapan visitasi dilakukan di Ballroom Bali Dynasty Resort di Kuta, Bali, Jumat, 22 November 2024. FIBAA di Universitas Udayana melibatkan 14 program studi di bawah komando langsung Ketua LP3M Unud Prof. Ir. I Nengah Sujaya, M.Agr.Sc.,Ph.D dan ketua tim Internasionalisasi LP3M, Ainun Ghurri, Ph.D.

Acara dibuka oleh Rektor Universitas Udayana yang diwakili Ketua LP3M tepat pada pukul 10.00 WITA.

Dr. Anwar menyebutkan bahwa FIBAA merupakan lembaga akreditasi internasional yang berfokus pada pendidikan tinggi di bidang manajemen dan bisnis. Akreditasi oleh FIBAA tidak hanya meningkatkan reputasi institusi, tetapi juga memberikan jaminan kualitas pendidikan yang diterima mahasiswa.

Standar FIBAA

Menurut data FIBAA, institusi yang terakreditasi menunjukkan peningkatan dalam pemeringkatan akademik dan daya tarik bagi mahasiswa internasional (FIBAA, 2021).

“Proses visitasi ini melibatkan evaluasi menyeluruh terhadap kurikulum, metode pengajaran, kualitas dosen, serta fasilitas yang tersedia. Dalam konteks globalisasi pendidikan tinggi, akreditasi internasional menjadi semakin penting,” ujar Dr. Fitria.

Data menunjukkan bahwa institusi yang memiliki akreditasi internasional cenderung menarik lebih banyak mahasiswa internasional. Persiapan untuk visitasi FIBAA harus dilakukan dengan matang, mencakup pengumpulan data dan dokumen yang relevan, serta penyiapan tim evaluasi internal yang akan mengawasi proses akreditasi.

Dalam banyak kasus, institusi yang melakukan persiapan dengan baik dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan mereka sebelum tim akreditasi melakukan evaluasi. Dengan demikian, mereka dapat melakukan perbaikan yang diperlukan untuk memenuhi standar FIBAA (Smith & Jones, 2020).

Upaya Kolektif

Sebagai langkah awal, institusi perlu melakukan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) untuk memahami posisi mereka dalam konteks akreditasi. Melalui analisis ini, institusi dapat mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan merumuskan strategi mencapai standar yang diharapkan.

Misalnya, jika analisis menunjukkan bahwa kualitas pengajaran adalah kelemahan, institusi dapat merencanakan program pelatihan untuk dosen (Anderson, 2019).

Terakhir, penting untuk melibatkan upaya kolektif seluruh pemangku kepentingan dalam proses persiapan ini. Dari manajemen puncak hingga staf pengajar dan mahasiswa, semua pihak harus berkomitmen mencapai tujuan akreditasi.

Dengan kolaborasi yang baik, institusi akan lebih siap menghadapi visitasi FIBAA dan meningkatkan peluang untuk mendapatkan akreditasi yang diinginkan.

× Hubungi Kami