
FisipUPNVJ – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UPN “Veteran” Jakarta menggelar Pelatihan dan Lokakarya Produksi Dokumenter. Pelatihan dilaksanakan secara 5 hari, yang terbagi menjadi 3 hari pertama (4-6 Agustus 2025) untuk materi yang berkaitan dengan teori, dan 2 hari beriktunya (21-22 Agustus 2025) pada workshop dan reviu karya dokumenter. Adapun kegiatan ini merupakan kolaborasi bersama dengan Watchdoc Documentary dan diinisi oleh Program Studi S1-Kajian Film, Televisi, dan Media.
Kegiatan ini juga merupakan hasil implementasi kerja sama antara kedua institusi. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan kompetensi dosen, terkait dengan produksi dokumenter. Materi ini berkaitan dengan mata kuliah dalam pembelajaran semester, dan menjadi pilihan sebagai tugas akhir mahasiswa dalam skema produksi dokumenter.
Azwar, Wakil Dekan bidang Akademik, FISIP UPN “Veteran” Jakarta menyatakan kerja sama ini nantinya bukan sebatas dalam hal produksi dokumenter. Namun juga dapat terbuka untuk jenis produksi film lainnya, misalnya film fiksi. Watchdoc Documentary menjadi salah satu dokumenteris ternama secara nasional dengan karya-karya bertema sosial. “Kegiatan ini bisa memperkuat kompetensi dosen dalam pengajaran dan memberikan pengalaman yang berharga untuk kita semua,” terang Azwar, Senin (4/8/2025).
Pada kegiatan ini, peserta bukan hanya mengikuti pelatihan semata. Peserta juga diajak untuk membuat produksi dokumenter singkat sebagai bentuk memperkaya aspek praktik “Tentunya, ini semua membutuhkan bekal dan pengalaman. Mudah-mudahan kegiatan ini bisa mendukung untuk proses pembelajaran di kelas,” tambahnya.
Ari Trismana, Direktur dan Produser Watchdoc Documentary menyatakan film dokumenter semakin diminati sebagai bentuk medium penyampai pesan. Sehingga kegiatan ini juga menjadi langkah strategis untuk meningkatkan minat peserta dalam produksi dokumenter. “Bukan untuk menciptakan pembunuh Wacthdoc dalam tanda kutip, namun kami yakin ketika masyarakat semakin paham, Watchdoc juga akan terus tumbuh,” ujar Ari.
Ari menambahkan film dokumenter mampu mengadvokasi isu-isu publik yang sedang terjadi, dan juga mampu mengakomodasi aspek hiburan lewat sajian sinematografi. Hanya saja, film dokumenter masih terasa ekslusif dan sulit diakses oleh publik karena lebih banyak beredar di ajang film festival atau kompetisi. Untuk itu, Watchdoc memiliki semangat untuk membumikan film dokumenter dan mendorong masyarakat untuk bersuara dan menyampaikan fakta.
“Kekuasaan yang punya beragam akses, bisa mendominasi situasi. Jadi ketika banyak orang yang bisa memproduksi dokumenter maka bisa menjadi penyeimbang dengan adanya akses lebih besar,” terangnya. (DS)
