FISIP UPNVJ – FPCI mengadakan seminar tentang kemitraan strategis Indonesia: Looking Toward Afrika pada hari Kamis, 2 Mei 2019. Dalam seminar ini, FPCI mengundang PT. WIJAYA KARYA (PERSERO) TBK, Kedutaan Besar Ethiopia, Luar Negeri Indonesia, dan perwakilan dari Pembicara UPNVJ yang menjelaskan tentang bisnis strategis mereka di Afrika. Semua pembicara mengatakan tentang tujuan investasi Indonesia di Afrika.
Afrika memilih sebagai arah bisnis karena banyak alasan. Alasannya, semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi dalam 10 tahun terakhir, Afrika Tengah mendorong pembangunan berkelanjutan, kebutuhan untuk membangun infrastruktur sebagai penghubung, Output dari konstruksi global di Afrika akan meningkat pada 2022 USD 12,9 Bio, dibandingkan dengan 2017 USD 10,8 Bio, dan lain-lain. Jumlah proyek pembangunan infrastruktur di Afrika secara total berjumlah 303 proyek, meningkat 5,94% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, nilai proyek turun 5,25% menjadi USD 307 Bio pada 2017.
Indonesia dan Afrika melakukan pertemuan yang berlangsung pada bulan 18–24 April 1955 di Bandung, Indonesia. Kedutaan besar Ethiopia diresmikan di Indonesia pada tahun 1961 dan resmi dibuka pada tahun 2016. Kemudian Ethiopia membuat perjanjian dengan Indonesia yang berisi tentang pelayanan penerbagngan tujuan Indonesia-Ethiophia pada tahun 2017.
Realisasi kerjasama antara Indonesia dan Ethiophia berlanjut di Forum Afrika Indonesia yang diadakan di Bali dengan tujuan untuk memperkuat kemitraan Indonesia dengan negara-negara Afrika.
Untuk melakukan investasi di Ethiophia, Indonesia memiliki beberapa tantangan yang harus dihadapi seperti kelemahan insfratruktur, tenaga kerja yang terampil, lokasi geografis dan perbedaan budaya, tingginya biaya transportasi dan logistik, birokrasi dan korupsi, ketidakpastian regulasi, Win-Win situations, isu neraca perdagangan, waktu yang diperlukan untuk mengembangkan kepercayaan antara investor-mitra, distribusi kekayaan yang tidak adil, pengangguran.
Selain tantangan yang harus dihadapi, masih ada peluang untuk melakukan investasi dengan Ethiophia seperti berbagi praktik terbaik dan pelajaran yang didapat dari sisi politik dan ekonomi. Keduanya memiliki tumbuh menengah menengah dan ada banyak peluang investasi dan perdagangan, banyak sumber daya yang tidak tersentuh dan tidak tereksploitasi dari Ethiopia, satu-satunya Negara Asia Tenggara di G20, FDI incerasing. Mereka berdua fokus pada kemitraan publik-swasta. Kehadiran lembaga keuangan untuk mendukung sektor swasta untuk terlibat dalam dua daerah, komitmen tinggi pemerintah. (Sumber: FPCI FISIP UPNVJ)