FISIP UPNVJ – Jakarta, Juli 2019, Tingginya akses informasi masyarakat melalui media sosial menjadi tantangan tersendiri bagi media massa sehingga dengan perkembangan teknologi informasi, media massa tidak lagi memonopoli kebutuhan informasi masyarakat. Menyadari pentingnya mengembangkan jurnalisme data ditengah disrupsi media sosial maka Aliansi Jurnalis Independen (AJI) mendorong keterlibatan kampus dalam mengembangkan jurnalisme data di Indonesia. “Jurnalisme data saat ini sangat relevan ditengah tumbuhnya hoax di media sosial, saat ini AJI memiliki tools kit (perangkat) yang dapat digunakan sebagai pelatihan jurnalistik kampus, dukungan open data dari pemerintah juga perlu diedukasi untuk kalangan kampus” kata Bayu Wardhana Perwakilan dari AJI dalam FGD yang diselenggrakan AJI Bersama para Akademisi Perguruan Tinggi, di Jakarta (09/07/19)

Sebagai salah satu bentuknya, saat ini AJI bekerja sama dengan Satu Data Indonesia mengembangkan platform www.jurnalismedata.id, sebagai ruang belajar tentang jurnalisme data bagi jurnalis, mahasiswa hingga masyarakat umum.

Satu Data Indonesia merupakan wujud keterbukaan data pemerintah yang dituangkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) No 39 Tahun 2019 tentang  Satu Data Indonesia, dengan adanya Perpres tersebut Pemerintah juga membangun system pemerintahan satu pintu berbasis elektronik (E-Government) yang bisa diakses oleh masyarakat luas, Jurnalis, secara mudah dan gratis melalui data.go.id “Satu data Indonesia yang bisa diakses melalui data.go.id merupakan peningkatan kualitas data pemerintah yang berkualitas, selama ini terjadi tumpang tindih regulasi data di sejumlah instansi pemerintah karena adanya perbedaan definisi pengolahan data sehingga dampaknya menjadi beda antar instansi pemerintah”, Kata Robertus Theodore dari Kantor Staf Kepresidenan (KSP) yang juga hadir dalam FGD ini.  

Focus Group Discussion (FGD) dengan akademisi dari beberapa kampus di seluruh Indonesia sekaligus mendiskusikan peluang kolaborasi Bersama antara organisasi profesi dengan pihak kampus yang memiliki kurikulum jurnalistik sedikitnya ada 20 perwakilan Akademisi dari Perguruan Tinggi seluruh Indonesia diantaranya Universitas Indonesia (UI), Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung, Universitas Dipenogoro (Undip) Semarang, Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Jakarta, LSPR, Universitas Bunda Mulia (UBM) Alam Sutera, Universitas Pancasila, Universitas Kristen Indonesia (UKI) Cawang, UHAMKA, Universitas Prof Dr Moestopo, Binus Internasional   

Umumnya para akademisi menyambut baik kolaborasi pengembangan Jurnalisme Data yang dilakukan AJI untuk itu diperlukan langkah kongkrit berupa MOU Bersama antara AJI sebagai sebagai Lembaga Profesi dengan pihak Kampus sebagai institusi pendidikan karena hal ini juga akan meningkatkan akreditasi kampus “kolaborasi ini sangat menarik sekali untuk ditindaklanjuti dalam bentuk nyata seperti MOU karena kami di kampus sangat kekurangan pengajar ahli dalam bidang kompetensi jurnalisme data untuk kurikulum jurnalisme online misalnya yang outputnya mahasiswa membuat berita berbasis data” kata sebagian besar akademisi dalam diskusi yang berlangsung sangat akrab dan cair ini.

Sebagai bentuk dukungan pengembangan jurnalisme data dikalangan kampus, direncanakan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Jakarta juga akan akan menjadi salah satu kampus yang berkesempatan menjadi tuan rumah melakukan halfday basic workshop ”Hoax Busting and Digital Hygiene” yang diprakarsai oleh Aliansi Jurnalis Independen AJI Indonesia, Internews dan Google News Initiative   pada 12 September 2019.

Dian 

× Hubungi Kami