– Awal perkulihan semester ini, Prodi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN Veteran Jakarta mengadakan Kuliah Umum yang mengundang Prof. Jan van der Putten dari Department of Languages and Cultures of Southeast Asia of the University of Hamburg di ruang Auditorium FISIP UPNVJ. Dengan bertemakan materi tentang “Indonesian Studies: View of the Past and Challenges for the Future”, kedatangan Prof. Jan pada hari ini (13/2) sangat berarti bagi mahasiswa Prodi HI FISIP UPNVJ.

Dalam pembukaannya Prof. Jan menyampaikan ketertarikannya terhadap negara Indonesia, terutama dari segi historis Indonesia. Berdasarkan sisi historisnya, reputasi Indonesia dinilai berfluktuasi. Dari stabil menjadi lebih dinamis, tapi juga tidak stabil, dari otokratis ke system demokrasi yang lebih bertoleransi tapi takut akan radikalisasi dan intolerensi juga berkembang menjadi kekuatan ekonomi yang besar tapi juga pasar dan industry ekonomi masih kurang memberikan perjanjian yang pasti.

Kuliah_umum_Prof._Jan_1_.JPG

Dalam paparannya, Prof. Jan menjelaskan juga tentang ASEAN, mulai dari awal kelahiran ASEAN hingga perkembangannya terkini. ASEAN yang dibangun pada tahun 1967, menurutnya adalah satu kemajuan yang patut diapresiasi karena berhasil membentuk kerjasama yang terkoordinasi dalam tiga pilar yakni : 1) ASEAN Economic Community (AEC); 2) ASEAN Political Security Community (APSC) dan 3) ASEAN Socio-Cultural Community. Meskipun begitu, ASEAN masih menghadapi tantangan berat ke depannya seperti keinginan Cina yang membuat jalur sutra atau bisa disebut One Belt One Road (OBOR), konflik Laut Cina Selatan, isu pemanasan global dan virus Corona yang baru-baru ini terjadi.

Kembali ke bahasan Indonesia, Prof. Jan menyebutkan bahwa situasi terkini Indonesia memiliki kemajuan yang luar biasa. Hal itu bisa dilihat dari perencanaan ekonomi berbasis pasar, pertanian ke ekonomi industry, dari pengiriman pelayanan yang terpusat menjadi ke pelayanan yang terdesentralisasi, dan legalitas otoriter ke jalan pemerintahan yang lebih demokratis. Namun, pemerintah Indonesia memiliki pekerjaan rumah yang ebsar terkait dengan Pendidikan masyarakatnya yang dinilai  masih lemah secara kualiltas, pendidikan dasar yang masih lemah, dan Pendidikan menengah serta kejuruan yang tidak memadai.

Kuliah_umum_Prof._Jan_3_.JPG

Oleh karena itu, ke depannya Indonesia perlu untuk menyusun program-program yang dapat mengarahakan penyelesaian pekerjaan rumah tersebut menjadi lebih baik dan selesai. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan langkah-langkah seperti secara pro-aktif menstimulasi dan mempromosikan bidang studi Indonesia dan mendorong peningkatan kerjasama internasional di bidang Pendidikan.

(Penulis: Hesti Rosdiana)

× Hubungi Kami