FISIP UPNVJ – Pada hari Rabu (6/5/2020) Prodi Ilmu Politik mengadakan webinar dengan tema “Milenial Ditengah Pandemi Cov id-19” dengan pembicara Dr. H. Zainuddin Amali, SE., M.Si. (Menteri Pemuda dan Olahraga RI). Diawali oleh sambutan Rektor UPN Vetaran Jakarta, ibu Dr. Erna Hernawati Ak., CPMA., CA, menurutnya tema milenial dalam menghadapi Covid-19 sangat tepat untuk dibahas saat seperti ini. Karena seperti yang kita ketahui, pandemic covid-9 sudah menyerang di berbagai belahan dunia, kasusnya pun terus meningkat sampai diangka 3,5 juta kasus di dunia. Pandemik ini telah menggoncang dunia, baik itu dibidang ekonomi maupun perpolitkan kita.
Indonesia yang saat ini didominasi oleh kaum milenial, sudah seharusnya memikirkan apa yang bisa dilakukan selama masa pandemik ini, maupun pasca pandemic ini selesai. Kita semua harus bangkit kembali dan membantu pencegahan penularan covid-19, seperti stay at home sesuai arahan pemerintah. Kesempatan ini bisa kita gunakan untuk menambah keahlian-keahlian yang dapat digunakan setelah pandemic berakhir, seperti memasak, mengedit film, belajar bahasa. Jangan justru kebanyakan main game online, menonton film, atau melihat hal-hal yang tidak berguna lewat jejaring sosial.
Dalam kuliah umum, Menpora, Dr. H. Zainuddin Amali, SE., mengatakan bahwa saat ini ada banyak hal yang sedang dikerjakan oleh Kemenpora RI, salah satunya adalah Program Prioritas Kemenpora Tahun 2021-2024. Dari 5 program prioritas, yang akan saya angkat adalah poin kedua, yakni “Pemberdayaan pemuda menjadi kreatif, inovatif, mandiri, dan berdaya saing serta menumbuhkan semangat kewirausahaan”.
Poin ini sangat cocok untuk diterapkan selama masa pandemik ini. Pemuda harus siap untuk aktif berperan dan berkembang untuk menjadi pionir bagi masa depan bangsa. Maka dari itu, pemuda dituntut untuk kreatif, inovatif, mandiri dan berdaya saing. Kelak persaingan dimasa depan akan semakin berat, akan banyak pesaing dari dalam maupun luar negeri. Untuk itu selama stay at home, pemuda harus mengisi kesehariannya dengan hal yang bermanfaat, jangan sampai ketika lulus nanti masih bergantung pada orang lain. Selain itu, pemuda juga harus selalu mencintai bangsa ini. Jangan sampai karena teknologi yang semakin berkembang, malah membuat ideology kita semakin turun.
Menurutnya, Karakter pemuda Indonesia harus sesuai denga amanat undang-undang yang ada, yakni: Pertama, Menghargai harkat dan martabat sesama manusia, atau bahasa gaulnya adalah pengahragaan terhadap HAM. Kedua, Menjalin tekad bersama sebgai bangsa merdeka. Menjelang Hari Kemerdekaan kita yang sebentar lagi mencapai usia ke 75, kaum pemuda harus ikut menjalin tekad yang kuat untuk menjadi bangsa yang merdeka. Ketiga, Mendambakan masyarakat adil dan makmur. Kita harus mengupayakan dan bertekda bahwasanya pasti suatu hari nanti kita dapat menciptkan masyarakat yang berkeadilan dan makmur. Keempat, Mencintai seluruh budaya tanah air bangsa. Saat ini banyak pemuda yang mencintai budaya Negara lain, kampus memiliki kewajiban untuk menanamkan rasa cinta tanah air dan budaya bangsa kepada mahasiswa. Kelima, Menjunjung tinggi demokrasi dan kedaulatan rakyat. Kita tidak bisa menghindar dari pengaruh demokrasi dunia. Namun begitu, kita telah mendapatkan apresiasi terkait pelaksanaan demokrasi dan kedaulatan rakyat di Indonesia meskipun pelaksanaannya belum sempurna. Keenam, Menjalin kesetiakawanan dan solidaritas social. Dimana pandemic ini, waktunya kita diuji, apakah dalam kondisi serba kesulitan seperti ini masih bisa membantu sesame dan bekerjasama dalam mencegah penularan covid-19. Jika kita dapat menerapkan 6 karakter minimal ini, maka pemuda saat ini akan menjadi kebanggaan bagi masa depan bangsa.
Covid-19 sebagai Musibah Nasional
Menpora menegaskan bahwa, Pandemik covid-19 ini merupakan musibah nasional, sehingga membutuhkan komitmen bersama untuk memerangi wabah ini. Penanganannya butuh persatuan dan komitmen, serta kecintaan terhadap bangsa. Dalam memerangi pandemik ini menjadi tugas bersama dari segenap elemen masyarakat Indonesia. Menurutnya kaum milenial dap at melakukan beberapa langkah yaitu, Pertama, Promotif. Memberikan literasi kepada masyarakat terkait covid-19. Saat ini masih banyak beredar pemahaman-pemahaman yang salah di masyarakat. Seperti MUI yang sudah mengeluarkan fatwa pelarangan ibadah d masjid, namun masih ada masyarakat yang menolak dengan alasan takdir. Selain itu, ada pula dari teman-teman kita yang beropini di media social, tanpa memikirkan dampaknya bagi masyarakat. Kedua, Preventif. Menjadi relawan dalam menanggulangi covid-19. Dalam hal ini tidak harus ditunjukan dengan menjadi tenaga medis, disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Saat ini saya banyak melihat kelompok pemuda yang berbondong-bondong memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak, seperti memberi makanan, ataupun bantuan social berupa sebako. Ketiga, Kuratif. Mematuhi protocol dari pemerintah seperti selalu memakai masker diluar rumah dan menjadi pelopor kebersihan lingkungan. Berkaca dari kasus covid-19 di Itali, dikarenakan banyak pemuda yang mengabaikan intruksi dari pemerintah untuk stay at home, walaupun mereka tidak merasakan gejala covid-19 dikarenakan system imun yang kuat, namun mereka justru menjadi carier bagi orang-orang yang rentan terkena covid-19 disekitarnya. Keempat, Rehabilitatif. Dengan meneguhkan kebersamaan pemerintah menjalankan protocol secara kebersamaan maka kita punya komitmen untuk cinta bangsa.
Source: Danis T.S./Dosen Ilmu Politik