FISIP UPNVJ – “Realitas saat ini membuat kita berfikir ulang, apakah masih relevan kah kita belajar? Karena mas Wisnu sendiri sudah banyak pengalaman di bidang Jurnalistik masih berfikir apakah pekerjaan itu masih relevan karena zaman sekarang sudah banyaknya robot yang bertugas sebagai jurnalis”.
Perkembangan teknologi selalu menjadi materi yang hangat untuk didiskusikan. Bagaimana tidak? Ketika pekerjaan-pekerjaan manusia sudah mulai banyak digantikan oleh robot, kesempatan manusia untuk bekerja akan semakin berkurang. Kecerdasan buatan atau artifisial intelegensi yang dimasukan kedalam sebuah mesin atau robot akan mampu menafsirkan data eksternal dengan benar, untuk belajar dari data tersebut, dan menggunakan pembelajaran tersebut guna mencapai tujuan dan tugas tertentu melalui adaptasi yang fleksibel. Selain memiliki kecerdasan buatan, robot juga memiliki kapasitas untuk tidak kelelahan maupun mudah tersinggung seperti manusia, sehingga dalam mengerjakan sebuah pekerjaan yang bersifat teknis, tenaga robot akan lebih efisien dibanding tenaga manusia.
Dengan adanya tantangan tersebut, FISIP UPN “Veteran” Jakarta mengadakan Kuliah Umum tanggal 2 Mei 2019 dengan tema “Lulusan Program Studi Ilmu Komunikasi dalam Industri Media Masa Depan”. Pada kesempatan ini, Wisnu Nugroho selaku Pimpinan Redaksi Kompas.com berkenan untuk hadir dan menyampaikan hal-hal apa saja yang perlu dipersiapkan oleh lulusan Prodi Ilmu Komunikasi.
Wisnu menjelaskan bahwa artifisial intelegensi (AI) tidak hanya memberikan peluang, namun juga ancaman, salah satunya adalah sekitar 14% angkatan kerja global akan tergusur. Kenyataan ini menjadi hal yang harus diperhitungkan oleh semua kalangan, khususnya lembaga pendidikan, mengingat salah satu tujuan dari lembaga pendidikan adalah menciptakan lulusan yang berkompeten dan kompetitif di dunia kerja.
Lalu apa yang harus dibangun untuk menjadi lulusan Ilmu Komunikasi? Menurut Wisnu, para lulusan harus memiliki sikap skeptis, seperti tidak mudah percaya dengan informasi yang beredar, berpikir kritis, melakukan verifikasi ulang agar mendapatkan kebenaran lewat observasi, wawancara, dan riset.
Diakhir kuliah umum, Wisnu berpesan agar mahasiswa mempelajari masa lalu, masa sekarang, dan masa depan. “Kita tidak dapat menolak dan menjauhinya (perkembangan teknologi), kita harus mengakui dan “deal with it”. Kita harus pintar dalam menghadapi perkembangan yang amat sangat pesat. Apabila kita tidak bisa mengejar, maka kita akan tertinggal. Kita harus mau mengenali masa lalu, masa sekarang, dan hipotesis akan masa depan. Dengan rasa keingintahuan tinggi dapat membuat kita belajar akan kehidupan serta dapat membandingkannya.” ujar Wisnu.