Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik

FISIP UPNVJ – Banyaknya bencana alam yang terjadi akhir-akhir ini menyebabkan perubahan iklim di dunia, termasuk di Indonesia. Kejadian kebakaran hutan di Kalimantan Tengah ataupun gempa di beberapa titik di Indonesia memberikan banyak kerugian baik materil maupun psikologis bagi manusia yang terdampak. Untuk itu Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional (HIMAHI) mengadakan kegiatan Yuk Kenalan 3 dengan mengangkat tema “Climate Change and Garbage Import”.

walhi_6.JPG

Sebagai pembicara pertama, La Ode Muhammad Fathun menceritakan tentang perubahan iklim yang dikaji dari sudut pandang humaniora. Menurut pandangan beliau manusia harus bertanggung jawab atas berbagai kerusakan lingkungan yang menyebabkan perubahan iklim. “Dunia ini dihuni oleh 2 hal, makhluk hidup dan tidak hidup. Baik manusia maupun hewan turut bertanggung jawab atas dunia ini. Peran negara harus disentralisasikan, dispesifikasikan, membuat aturan-aturan sanksi bagi perusak lingkungan” tutur La Ode yang sehari-hari aktif mengajar di Prodi HI FISIP UPN “Veteran” Jakarta.

Direktur Eksekutif Walhi Jakarta Hasan Hadi Septian yang hadir sebagai pembicara kedua turut menyampaikan keresahannya tentang kerusakan lingkungan. “Di Jakarta ada 13 sungai. Seharusnya dengan jumlah itu bisa mencukupi kebutuhan air untuk warga Jakarta. Namun karena air sungai sudah banyak yang tercemar, maka warga Jakarta maupun perusahaan berbondong-bondong mengebor air tanah sehingga menyebabkan volume tanah turun. Jika hal tersebut terus dilanjutkan dikhawatirkan permukaan tanah akan turun, sedangkan permukaan air akan naik. Fenomena seperti ini tentu menjadi penyebab tenggelamnya beberapa pulau atau desa di Indonesia.” jelas Hasan kepada para mahasiswa

walhi_7.JPG
walhi_5.JPG

Selain masalah pencemaran sungai, Hasan juga menceritakan tentang proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSA) di Sunter, Jakarta Utara. “Di Sunter sedang dibangun PLTSA. Namun ada dugaan proyek tersebut akan memicu masyarakat untuk berperilaku konsumtif. Khawatirnya jika kedepannya Jakarta kekurangan sampah untuk dikelola, maka sampah akan didapatkan dengan cara diimpor” ucap Hasan.

Dengan adanya kondisi seperti ini, Hasan berpesan kepada mahasiswa agar berperilaku ramah lingkungan serta mendorong dan mengawal Pemerintah untuk membuat kebijakan ramah lingkungan. “Rubah cara pandang, bantu mengkampanyekan gaya hidup ramah lingkungan, dan implementasikan kebijakan Pemerintah tentang kebijakan melarang membuang sampah plastik.” tutup Hasan pada diskusi kali ini yang digelar di Auditorium FISIP UPN “Veteran” Jakarta pada hari Selasa (27/8/19) kemarin.

× Hubungi Kami