FisipUPNVJ – Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (UPNVJ) mengutus Wakil Dekan 3 bagian Kerja Sama dan Kemahasiswaan, Musa Maliki, PhD, ke Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) untuk menindaklanjuti penjajakan kerja sama antar kedua universitas yang telah dilakukan pada awal September lalu.

Dalam tahapan selanjutnya ini, UPNVJ dan UKM menandatangani Letter of Intent (Lol) dan Implementation of Agreement (IA) sebelum nantinya melangkah menuju Nota Kesepahaman atau MoU.

Penandatangan LoI serta IA ini dilakukan Musa bersama Direktur Institut Kajian Malaysia dan Antarbangsa (IKMAS) UKM Prof. Dr. Sufian Juson pada Rabu, 25 Oktober 2023.

“Kerja sama dalam wadah kolaborasi menjadi penting dilakukan antar negara dalam rangka memahami satu dengan yang lain, belajar satu dengan yang lain dengan tujuan akhir adalah perdamaian,” ujar Musa.

“Perdamaian harganya mahal, tapi orang terkadang terlalu menyepelekannya ketika mereka hidup damai dalam perdamaian. Seolah-olah perdamaian yang mereka rasakan itu gratis. Universitas mempunyai tugas menciptakan perdamaian dan kecerdasan bangsa,” lanjutnya.

“Tri Dharma Perguruan Tinggi diwujudkan dalam kerja sama antara UPNVJ dan UKM seperti diskusi isu-isu krusial yang kemudian dijadikan penulisan buku atau jurnal edisi khusus, pertukaran dosen, dan juga kerja sama penelitian,” jelas Musa

Menurut Musa, kerja sama antar UPNVJ dan UKM ini dapat memberikan wawasan yang terbuka bagi kedua universitas untuk melakukan riset-riset berbasis internasional dan strategis, sehingga tujuan perdamaian dapat terus berlangsung (perpetual piece).

“Saya katakan, semoga kerja sama yang sudah disepakati ini dapat ditorehkan dapat wujud yang lebih konkret,” tutur Musa.

Visi ASEAN 2045

Perihal penandatanganan ini, Prof Dr. Sufian menyampaikan bahwa UKM telah menjalin banyak mitra di dunia. Terkait kerja sama dengan UPNVJ, ia membuka peluang bagi mahasiswa yang ingin menempuh program magister di UKM, salah satu universitas yang masuk jajaran top 200 dunia.

“Kami menyediakan peluang untuk supervisor dari Indonesia jika ada mahasiswa pasca sarjana Indonesia sekolah di UKM. Mereka akan dibantu dalam penulisan tesis, khususnya dalam kendala bahasa,” ucap Prof Dr. Sufian.

Selain membicarakan perjanjian kerja sama, Musa bersama jajaran UKM juga melakukan workshop dan brainstorming seputar pembahasan Malaysia-Indonesia Pasca 2025 ASEAN. Diskusi ini dinilai penting karena IKMAS telah ditunjuk Pemerintah Malaysia sebagai research center keketuaan ASEAN 2025 untuk visi ASEAN 2045.

IKMAS berperan penting dalam pengambilan kebijakan substantif-intelektual setelah High-Level Task Force on ASEAN Community Post-2025 Vision (HLTV-ACV) dan Kementerian Luar Negeri ASEAN dalam menentukan cetak biru (blueprint) visi ASEAN 2045.

“Langkah konkret selanjutnya bagi kita adalah membuat suatu rekomendasi kebijakan dari ilmuwan/akademisi Indonesia dan Malaysia untuk blueprint visi 2045,” ungkap Prof. Dr. Sufian.

Selain isu eksternal seperti Laut Cina Selatan dan konflik internal Myanmar, ASEAN juga menghadapi masalah internal (institusional) seperti kesulitan mencapai konsensus di saat tidak semua negara anggota menerapkan nilai-nilai demokratis dan tidak mempunyai sistem demokrasi. Dalam hal ini, para akademisi memiliki tugas dalam menjaga mempertahankan perdamaian serta stabilitas keamanan di ASEAN melalui kapasitasnya, yakni melalui rekomendasi kebijakan dan kerja intelektual lainnya.

× Hubungi Kami