FisipUPNVJ – Kajian sosial memiliki lingkup yang sangat luas dan mulai berkolaborasi pada bidang teknologi informasi dan komunikasi. Hal yang menjadi prioritas studi Sosio-Teknologi dalam pengembangan kajian Komunikasi dan Informasi. Tak ingin tertinggal dalam pengembangan studi sosio-teknologi khususnya di bidang Media dan Jurnalistik Digital ini, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (FISIP-UPNVJ) bersama Communication Department Lobachevsky universii menyelenggarakan Joint Seminar Internasional dengan tema “Media Systems of Russia and Indonesia: Moving Towards Each Other”, yang diselenggarakan pada Selasa (23/04) pukul 14.00 – 16.00 WIB melalui media konferensi Zoom. Jakarta (23/04)

Peserta yang turut dalam Joint Seminar dihadiri oleh mahasiswa/I FISIP UPNVJ serta para dosen khususnya dari Jurusan Ilmu Komunikasi, mahasiswa/I Departmen of Communication Studies Lobachevsky  Universiti. Sebelum seminar dimulai, opening speech oleh Dekan FISIP UPNVJ, S. Bekti Istiyanto mengatakan bahwa seminar ini merupakan bentuk implementasi Kerjasama antara Lobachevsky denan UPNVJ yang bertujuan untuk mengembangan studi dan pembelajaran bagi mahasiswa/I serta untuk Program Studi. “Saya turut mengapresiasi bentuk Kerjasama antara Lobachevsky dengan UPNVJ dalam seminar ini dan diharapkan bentuk kerjasama ini bisa tetap berlangsung dan berkesinambungan,” ujar Bekti.

Lingkup kajian yang disinggung terkait Sosio-Teknologi ini adalah tentang Fact Checking yang dibawakan oleh Lyudmilla Makarova, Deputy Director for Teaching  Associate Professor of the Department Journalism, Lobachevsky. Bidang Fact checking menjadi salah satu pembelajaran penting di era derasnya arus informasi hal ini juga menjadi salah satu kecirikhasan dari Lobachevsky untuk menjadi Fact Checking menjadi pembelajaran penting di kampus “Fact Checking tentunya dilakukan dengan metode digital seperti pemanfaatan situs-situs sumber data, pengecekan melalui media online, dan juga scanning data,” ujar Lyudmilla saat membawakan sesi pertama.

Pada bidang jurnalistik, fact checking sangat diperlukan, hal ini mengingatkam Kembali jurnalistik agar tidak mudah latah dengan informasi public yang simpang siur di media sosial atau medium online, serta tidak mudah mempercayai dari satu sumber saja, sehingga fact checking menjadi bidang yang diutamakan dalam studi jurnalistik “Di era digital jurnalis harus memiliki kemampuan berpikir kritis, sehingga dengan teknologi akan mendukung kinerja jurnalis dalam mengidentifikasi informasi palsu yang beredar di media online,” Lyudmilla menambahkan.

Model jurnalistik sudah beraneka ragam, metode fact checking menjadi salah satu keunggulan dalam mengkoreksi kesalahan berita, berita palsu, maupun informasi bias. Sehingga diperlukan dukungan pengecekan sumber berita dan juga bisa mengimplementasikan metode berbeda dalam jurnalisme data dengan berbasis jaringan komunikasi di media massa. Hal ini diutarakan oleh Radita Gora, yang menjelaskan  model pengecekan fakta juga bisa dilakukan dengan analisis jaringan actor dan distribusi jaringan informasi yang beredar di media sosial atau web portal informasi lainnya.

Metode ini disebutnya sebagai metode asosiasi-relasi actor satu dengan lainnya dengan berbasis jaringan sosial yang termuat di media massa atau berdasarkan informasi yang beredar di masyarakat. Adapun model distribusi jaringan informasi palsu kerap diidentifikasi melalui jaringan relasi yang menghubungkan antara actor dan kalimat atau kata yang digunakan dalam pengembangan komunikasi di jaringan media sosial.

“Memang tidak banyak praktik jurnalisme data ini menerapkan analisis jaringan informasi-komunikasi. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi jaringan antar actor dan bisa digunakan untuk mengetahui actor utama yang menjadi dalang dari sebuah kasus atau peristiwa,” ujar Radita.

Paparan materi mengenai Jurnalisme Data dan Geo Data Spatial menyatukan antara kajian teori dan bidang praktisnya. Menurut Radita, hal ini diperlukan mengingat praktik jurnalistik bersifat dinamis dan perkembangannya di era digitals eperti saat ini, praktik jurnalis tidak bisa disamakan seperti dulu yang hanya mengacu pada media tradisional saja. Namun beberapa penerapan baru dalam jrunalisme digital juga perlu diperkenalkan secara luas kepada praktisi maupun akademisi.

“Dalam semina rini diharapkan bisa menjadi wawasan dan kebaruan metode jurnalisme digital khususnya jurnalisme data. Kesinambungan bidang fact news dengan metode baru dalam jurnalisme data. Praktik jrunalisme data dekat dengan kebenaran berita dan informasi. Memanfaatkan beberapa aplikasi dan multiplatform untuk mendukung pencarian berita dan informasi yang benar serta akurat,” Radita menambahkan.

× Hubungi Kami