
FisipUPNVJ – Tidak banyak pembelajaran Museum di Indonesia yang masuk kedalam kurikulum perkuliahan, bahkan kerap tidak dianggap untuk masuk dalam struktur kurikulum karena dinilai tidak memiliki kesinambungan yang begitu menguntungkan bagi dunia industri pada umumnya. Namun hal tersebut dipandang berbeda oleh program studi Sains Informasi FISIP UPN “Veteran” Jakarta yang memasukkan mata kuliah Museum menjadi bagian dari kurikulum program studi yang bergerak sebagai pembelajaran berbasis digital.
Sebagai upaya untuk pengembangan keilmuan khususnya di bidang digital informasi Museum, program studi Sains Informasi menghadirkan praktisi digital museum khusus yang berpengalaman lama berkecimpung di industri digital informasi museum, Anandi Dharmika yang merupakan Museum Experience Practitioner – PT Siji Solusi Digital dalam kegiatan Workshop Digital Museum and Technology di Laboratorium Sains Informasi lantai 4 Gedung FISIP A UPN “Veteran” Jakarta pada (21/05).
Kuliah tamu yang diselenggarakan dari pukul 10.00 – 12.30 WIB tersebut bukan hanya sebatas perkuliahan dengan pemberian ceramah saja, namun peserta yang dihadiri oleh mahasiswa Sains Informasi dari angkatan 2022 – 2023 ini juga penyelenggaraan workshop praktik desain museum secara imersif yang diterapkan sebagaimana dilakukan industri serta menggunakan aplikasi perangkat lunak yang biasa dilakukan pada desain museum.
Adapun tujuan dari kegiatan ini untuk pembinaan keahlian dan juga peningkatan kompetensi serta disiplin ilmu yang sesuai dengan kebutuhan industri. Hal ini juga dikatakan oleh Anandi Dharmika atau yang akrab disapa Gegi, bahwa kompetensi pengelolaab lab digital memang tidak banyak dilakukan kampus.
“Melalui workshop ini memperkenalkan cara kerja pengelolaan museum dan pengembangan digitalisasi museum,” ujar Gegi.
Mahasiswa sebelumnya telah menempuh pembelajaran museum sebanyak 12 pertemuan dan tidak hanya digitalisasi museum dari segi pengelolaan databasenya, tetapi juga desain museum digital. Anastasia Lintang selaku moderator dan juga dosen program studi sains informasi mengatakan bahwa mata kuliah museum digital ini perlu untuk lebih dikembangkan dan banyak bersinkronisasi dengan para praktisi dari industri yang bersangkutan.
“Mahasiswa dibekali banyak keahlian dari satu mata kuliah seperti museum digital ini mempelajari beberap aplikasi yang diterapkan di industri. Sehingga dengan adanya kuliah tamu ini menjadi memperkuat link and match dunia akademis dengan industri seperti museum,” kata Lintang.
Koordinator Program Studi Sains Informasi, Radita Gora, juga turut hadir dalam kuliah tamu museum digital. Gora mengatakan bahwa perkuliahan berbasis Project Based Learning tidak hanya sebatas perkuliahan biasa seperti berteori. Tapi dalam perkuliahannya mahasiswa sudah secara intens belajar praktikum yang diterapkan sejak awal pertemuan.
“Diharapkan dari kuliah tamu ini bisa memberikan gambaran pembelajaran terstruktur terkait dengan praktik industri dan langsung berhubungan dengan praktisi yang berkecimpung langsung dengan industri museum dan memberikan pengalaman tersendiri bagi mahasiswa Sains Informasi.”
